Sebab-Sebab Gagal SNMPTN
Senin, Mei 01, 2017
Tulisan ini murni dari pengalaman gue, apa yang gue lihat dan hasil observasi dari teman-teman gue. So, jika ada perbedaan pendapat itu wajar karena tempat kita berpijak berbeda, pemikiran kita berbeda, dan teman-teman kita juga berbeda.
***
***
Rabu, 26 April 2017 kemarin hampir semua sosial media gue isinya tentang kebahagiaan dan kesedihan a.k.a kekecewaan akibat dari pembukaan SNMPTN.
My socmed’s home be lyk;
“Belum rezekinya..”
“Alhamdulillah luluussss...
(sambil post foto kelulusan SNMPTN)”
“Yah, harus persiapan
SBMPTN.”
***
Gue mungkin bukan pejuang SNMPTN apalagi SBMPTN dulu. Gue emang ikut coba-coba SNMPTN tapi tidak berekspektasi tinggi mengenai hasilnya. Soalnya untuk beberapa sebab, yang satu ini gak bisa terjadi sama gue yang anak
perempuan satu-satunya dan gak dapet izin kuliah diluar kota. Kalian ngerti lah ya
jadi gak usah gue bahas karena ceritanya akan panjang.
Tapi gue tau banget berdasarkan apa yang gue lihat dan
amati serta apa yang telah temen-temen terdekat gue alami dulu. Guys, please,
SNMPTN bukan akhir dari segalanya. Sometimes kalian kayak mesti percaya sama
pribahasa yang menyatakan “Banyak jalan menuju Roma”, that’s real, gue setuju
akan ini masih banyak jalan menuju universitas impian kalian selain jalur SNMPTN,
masih ada SBMPTN, ujian mandiri, etc.
But first, kali ini gue ingin membahas tentang kenapa kalian bisa gagal SNMPTN. Gue emang gak punya penelitian yang mutakhir sih untuk
ini, namun berdasarkan pengalaman, dan apa yang gue amati setahun kemarin,
beberapa hal yang akan gue bahas selanjutnya merupakan sebab-sebab kalian gagal
SNMPTN. Jadi let’s check it out!
1 1. Izin
Orang Tua
Ini hal yang paling penting banget menurut gue. Kalo
dalam islam dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridha
Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung
pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi: 1899, HR. al-Hakim:
7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368,
al-Bazzar: 2394). Itu
bener-bener nyata. Ini terjadi sama gue dan banyak temen gue yang lain. Kalian mau
mati-matian sekalipun berdo’a supaya keterima SNMPTN tapi orang tua gak kasih
izin a.k.a gak ridho kalian kuliah disana, jangan mimpi kalian bisa kuliah disana.
Sekalipun kalian keterima (untuk beberapa kasus ini terjadi) gak berkah tuh kuliah kalian entar.
Buat yang universitas negerinya deket dengan lokasi rumah
sih, mungkin izin ini bukan tentang masalah universitasnya (orang tua mana sih
yang gak mau anaknya kuliah di Universitas Negeri) tapi jurusannya. Banyak
kasus yang terjadi karena gak cocoknya pilihan anak sama pilihan orang tua,
mereka saling bertentangan dan berpegang teguh terhadap keyakinan
masing-masing, ada yang anaknya pengen teknik nuklir misal, bapaknya pengen
teknik sipil. Bapaknya bener-bener gak kasih izin tapi anaknya tetep
maksa dan akhirnya daftarlah dengan jurusan yang ia pilih sebelumnya. Gue yakin
anak ini gak akan lulus, sekalipun lulus bapaknya gak mau biayain, jikalau dibiayain pun kuliahnya gak akan berkah men. Percaya
sama gue, gue sudah sangat banyak melewati hal dari izin orang tua ini.
Nah, buat yang universitas negerinya jauh dari lokasi
rumah, atau dengan kata lain kalian mesti menempuh jarak jauh, mesti ngekos
buat kuliah disana, yang jelas kayak diluar kota. Banyak hal yang
menyebabkan orang tua gak mengizinkan kuliah diluar kota meski universitasnya
merupakan universitas negeri. Namun dari sekian banyak kasus yang gue amati ada
2 sebab mengapa hal ini bisa terjadi yaitu, pergaulan dan ekonomi.
Pergaulan, kalian mesti tau temen-temen. Bukan gue mau nakut-nakutin. Pergaulan
merupakan hal yang paling ekstrim sih kalo dibicarain. Orang tua pasti kuat
dengan alasan ini karena ini merupakan kasus terbanyak. Guys, jangan kalian sama-samain gimana kalian hidup didalam kota dan diluar kota. Apalagi universitas
negeri itu rata-rata berada di kota-kota besar yang notabene pergaulannya
mengkhawatirkan, dimana kalian bisa nongkrong-nongkrong malem di kafe-kafe hits,
merokok udah jadi kebutuhan hidup, bahkan yang lebih ekstrim “minum-minum”,
clubbing, bahkan sex bebas. Ini yang jadi alasan orang tua kenapa kalian gak bisa
kuliah ke luar kota, pergaulan yang sangat mengkhawatirkan, apalagi dengan kalian kuliah di luar kota otomatis kalian gak terperhatikan secara langsung oleh orang
tua kalian. Kalian bisa pulang kapan aja dan main sama siapa aja. Mungkin buat beberapa
orang yang gak setuju sama pernyataan gue yang satu ini akan membuat pembelaan
“Mau lingkungan serusak apapun, yang penting kitanya, kalo kita baik ya gak
akan kebawa-bawa.” It’s totally bullshit menurut gue, perkataan yang keluar
dari mulut seorang anak baru keluar SMA lagi labil-labilnya. Karena apa? lingkungan itu
merupakan faktor pendukung paling tinggi untuk merubah kehidupan lo. Dan
pendukung lain adalah temen yang akan terus menerus bersama kalian karena mereka
akan menjadi pengganti keluarga di perantauan nanti. Gue denger dari
curhatan temen-temen gue yang kuliah di luar kota mereka sempet culture shock
ngeliat pergaulan yang diluar kebiasaan yang biasa kita liat. Syukur-syukur kalian disana berteman dengan orang-orang yang baik, gak macem-macem, sama-sama dari
kampung, polos dan sangat mengingat bahwa berangkat kuliah jauh-jauh itu
pake duit orang tua, ada yang susah-susah biayain kalian kuliah diluar kota. Nah,
kalo jatohnya kalian malah berteman dengan orang-orang yang membawa kalian ke kehidupan
yang gak baik? Mau gimana pertanggungjawaban kalian sama orang tua? Gue gak akan memberikan fakta yang mengkhawatirkan ini lebih jauh karena entar gue dicap
menakut-nakuti.
Selanjutnya, ekonomi. Kalian-kalian yang mau kuliah
diluar kota ini, harus mengerti keadaan ekonomi orang tua. Mesti ngerti, orang
tua sanggup gak biayain kalian kuliah diluar kota. Pikirkan orang tua harus bayar
kost, makan, jajan, listrik, belom segala embel-embel
perkuliahan yang kadang gue juga sebagai anak sulung yang kuliahnya dalem kota kalo minta duit buat
kuliah suka gak tega. Apalagi kalo orang tua kalian punya banyak
tanggungan, kayak adik-adik kalian yang mesti juga dibiayain. Yang mesti diinget kalian jangan mikirin diri sendiri, tapi liat keluarga kalian. Jangan egois, keluar SMA harus bisa berpikir lebih dewasa, gak lagi mementingkan diri sendiri tapi
harus peduli juga sama yang lain.
So, temen-temen yang mau kuliah diluar kota, catat
baik-baik sebelum kalian memutuskan untuk kuliah keluar kota. Konsultasikan dulu dengan
orang tua mengenai universitas yang kalian mau, jurusannya, cari tahu orang tua
sanggup biayain kalian kuliah atau enggak, yang paling penting dikasih izin gak.
2.
2. Trik
Memilih Perguruan Tinggi
Oke guys, untuk yang satu ini, gue lebih mempercayakan
kepada guru Bimbingan Konseling (BK) atau biasa disebut guru BP disekolah kalian.
Konsultasikan tentang jurusan yang kalian mau dulu baru universitasnya. Jangan
memaksakan kehendak kalian mau kuliah disini dengan jurusan ini tapi gak sesuai
kemampuan. Maksud kemampuan disini bukan mengenai materi, tetapi hasil
belajar selama 3 tahun, passing grade universitas dan jurusannya, serta
akreditas sekolah.
Berdasarkan apa yang gue liat dari temen-temen gue dan
apa yang gue alami kemarin nih, nilai rapot kalian harus naik dari tahun ke tahun,
gak boleh anjlok terlalu ekstrim gitu ya (jangan kayak gue semester 5
termenentukan, gue malah anjlok seanjlok-anjloknya guys:’D). Minimal
pertahankan nilai kalian. Terus kalian juga mesti inget yang daftar SNMPTN itu bukan dari sekolah kalian aja, tapi dari seluruh Indonesia. So, jangan percaya diri terlalu tinggi, kalo gak keterima sakitnya juga sakit banget entar. Selain nilai rapot, yang lulus ke universitas negeri
itu juga diliat dari sertifikat kejuaraan atau penghargaan yang minimal harus
setingkat kabupaten (tapi gue masukin sertifikat tingkat kabupaten semua tetep
aja gak lulus wkwk). Gue liat sih yang lulus itu yang setingkat provinsi, mau
juara berapapun asal tingkat provinsi, atau kalian jadi duta apa aja tapi tingkat
provinsi gitu kemungkinan kalian bakal diterima itu besar.
Selain itu juga harus pinter-pinter milih universitas,
gue akan membagi 2 kategori universitas menurut gue ya, ada favorit banget dan
favorit aja. Gue gak akan sebutin contohnya, kalian bisa searching di Google
menurut urutan universitas terbaik dan anlyse sendiri. Nah, jangan memilih 2 universitas
pilihan yang favorit banget dua-duanya. Biasanya yang favorit banget itu gak mau dijadikan pilihan kedua. Jadi
alangkah baiknya, pilihan pertama yang favorit banget nah yang pilihan kedua
yang favorit aja ya guys, ngerti kan hehehe.
Jurusan, ini kadang orang-orang suka salah kaprah,
universitas nya udah bener, eh jurusannya kurang tepat menempatkan. Kita mesti
liat passing gradenya, jangan kalian letakkan yang passing grade jurusannya tinggi
di pilihan kedua. Dengan kata lain kalian harus letakkan jurusan yang passing
gradenya tinggi di posisi pertama dan yang passing gradenya dibawah itu di
posisi kedua. Juga harus mawas diri, kalo kata guru kalian jurusan ini terlalu favorit dan kemungkinan kalian diterima kecil mending nurut aja ya.
3. 3. Faktor Lucky
Faktor tertidak-adil ini menurut gue. Tapi ini emang selalu kejadian dimanapun kok. Ini mah yang penting kalian percaya aja kalian beruntung dan berpasrah diri, keterima syukur ya gak keterima juga harus disyukuri yakan? Tapi ya jangan ngandelin lucky banget sih. Yang gue percaya “Diligence is the mother of good luck”.
Oke guys, mungkin itu sebab-sebab kalian gagal SNMPTN menurut pengalaman gue. Buat adik-adik yang tahun ini masih kelas 11 semoga ini bisa membantu kalian untuk memilih universitas di tahun depan ya! Dan untuk adik-adik yang belum lolos SNMPTN, jangan berkecil hati, "Masih banyak jalan menuju Roma" guys. Next post, gue akan kasih tips dan trik SBMPTN, just and wait see ya!
0 komentar